Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Si Besar Yang Terancam

ketika melihat berita di situs VOA indonesia pada taggal 7 januari 2014, ada judul berita yang menarik yaitu 'china hancurkan 6 ton gading ilegal', begitu membacanya saya teringat nasib-nasib gajah yang ada di Indonesia, gajah-gajah di Indonesia merupakan keluarga dari gajah asia atau gajah india (Elephas maximus). Di Indonesia terdapat 2 spesies gajah, gajah jawa atau kalimantan Populasinya tidak diketahui dengan pasti. Pada tahun 2007 diperkirakan populasinya antara 500 – 2.000 ekor. Namun untuk yang mendiami wilayah Indonesia (di Kabupaten Nunukan), berdasarkan survey WWF, diperkirahan hanya terdapat 30-80 ekor.
berikut kita lihat ke gajah sumatra yang ukurannya lebih besar daripada gajah jawa atau kalimantan, menurut situs berita BBC 'Laporan WWF Indonesia menyebutkan kurang dari satu dekade terakhir, ada 129 gajah yang dibunuh di Sumatra, terutama di provinsi Riau. Sebanyak 59% kematian diakibatkan diracun, 13% diduga diracun, dan 5% lainnya dibunuh dengan menggunakan senjata api.'
terus berkurangnya populasi gajah sumatara memang sangat memprihatinkan, Selama tahun 2013 saja, kerugian ekonomi yang disebabkan oleh konflik Gajah di Riau menyebabkan sekitar 1,99 miliar. Belum lagi jika ditambahkan dengan angka keseluruhan konflik Gajah di Sumatera. 
WWF bekerja di tiga wilayah di Sumatera yang dinilai sangat penting bagi upaya konservasi gajah. Terobosan-terobosan besar telah berhasil dicapai dengan dideklarasikannya Taman Nasional Tesso Nilo di Riau (tahap I seluas 38,576 ha) oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2004. Pada tahun 2006, Menteri Kehutanan menetapkan Provinsi Riau sebagai Pusat Konservasi Gajah Sumatera melalui Permenhut No. 5/2006. Hal ini merupakan langkah besar bagi penyelamatan habitat gajah di Sumatera.

Upaya yang dilakukan WWF-Indonesia
Pada tahun 2004, WWF memperkenalkan Tim Patroli Gajah Flying Squad pertama di Desa Lubuk Kembang Bunga yang berada di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo yang baru ditetapkan. Tim ini, yang terdiri dari sembilan pawang dan empat gajah latih, mengarahkan gajah-gajah liar untuk kembali ke hutan apabila mereka memasuki ladang maupun kebun milik masyarakat desa tersebut. Sejak mulai beroperasi, Tim Flying Squad Tesso Nilo berhasil mengurangi kerugian ekonomi yang dialami masyarakat setempat yang timbul akibat serangan gajah dan mencegah pembunuhan gajah akibat konflik. 

Untuk memitigasi konflik manusia dan gajah, sejak Juli 2009, WWF-Indonesia bekerjasama dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Barat, serta Forum Komunikasi Mahout Sumatera (FOKMAS) melakukan pemasangan GPS Satellite Collar. Alat ini dipasang pada Gajah liar untuk mengetahui keberadaan sebagai upaya monitoring keberadaan dan pergerakannya, dan sebagai peringatan dini untuk mitigasi konflik Gajah sehingga dapat mencegah masuknya Gajah liar ke area pemukiman atau perkebunan sehingga dapat meminimalkan konflik antara Gajah dan manusia. 

Tahun 2012, WWF-Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Biologi Molekular Eijkman. Tujuannya adalah mengetahui sebaran, populasi dan hubungan kekerabatan Gajah khususnya di Tesso Nilo melalui DNA gajah. Lembaga penelitian ini juga memberikan pelatihan untuk pengambilan sampel kotoran gajah dan memastikan penggunaan alat dan bahan yang tepat. Sampel kotoran ini kemudian akan di ekstraksi, amplifikasi dan analisa DNA. Selain mengetahui sebaran dan populasi gajah di Tesso Nilo, studi ini diharapkan dapat mengungkapkan keanekaragaman genetika gajah Sumatera di Tesso Nilo serta hubungan kekerabatan antar individu maupun antar kelompok Gajah.

Namun ternyata perburuan ilegal 'si besar' ini bukan hanya terjadi dindonesia atau negara asia saja, berikut berita yang membahas nasib tragis 'si besar' di belahan dunia.


AS Hancurkan 6 Ton Gading Gajah Ilegal

China Hancurkan 6 Ton Gading Ilegal

Melihat berita diatas tentu sudah dapat diperkirakan bagaimana jika hal ini terus berlangsung, apakah anak cucu kita dapat melihat 'si besar' hidup di alamnya? atau hanya mengenal sebagai legenda saja?

semua itu tergantung kita apakah mau mewariskannya ke anak cucu kita atau tidak.
semoga artikel ini dapat berguna bagi kita semua...


sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_jawa
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/06/130605_gajah_sumatra.shtml
http://www.kaskus.co.id/thread/520880583dcb17064e000002/jenis-jenis-gajah-di-indonesia
http://www.voaindonesia.com/content/china-hancurkan-6-ton-gading-ilegal/1824342.html
http://www.voaindonesia.com/content/kenya-sita-3-ton-gading-tujuan-malaysia/1698572.html
http://www.voaindonesia.com/content/racun-sianida-bunuh-banyak-gajah-di-zimbabwe/1756002.html
http://www.voaindonesia.com/content/vietnam-sita-2-ton-gading-gajah-selundupan/1774278.html
http://www.voaindonesia.com/content/as-hancurkan-6-ton-gading-gajah-/1791390.html
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesies/tentang_forest_spesies/species/gajah_sumatera/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_sumatera

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar