Papper craft adalah kerajinan kertas yang sering disebut juga dengan papper model, papper craft adalah bentuk seni yang menggunakan kertas sebagai media artistik menjadi bentukan 3 dimensi, kertas adalah bahan yang mudah diaplikasikan, mudah potong, gunting, lipat, lem, dll
Papper Craft juga baik digunakan untuk sarana pendidikan kepada buah hati sekalugus bermain, karena kegiatan ini sangat mudah dan akan ada kepuasan tersendiri saat berhasil membentuk yang kita inginkan.
sebelum merakit kita harus memiliki pola atau yang disebut pattern zaman sekarang sudah banyak yang menyediakan pattern-pattern yang dengan mudah kita donwload, ini adalah salah satunya Pattern Papper Craft
pastikan buah hati anda aman mengunakan guntung atau benda pemotong lainnya yaa...
selamat mencoba yaa.....
Papper Craft
Pattern Papper Craft
hallo...sebentar lagi liburan, daripada sibuk mikirin mau liburan kemana lebih baik bikin kreasi dari hasil tangan kita sendiri, Papper Craft salah satunya...murah, indah dan mudah.... :D
kalian hanya perlu menyediakan :
- Gunting, untung memotong agar rapi dan tidak merusak bagian lain.
- Cutter, untuk memotong bagian yang sekiranya tidah bisa menggunakan gunting.
- Lem, lem kertas untuk menempelkan antar bagian pattern tentunya.
- Tusuk gigi, memasang bagian-bagian yang kecil dan sulit dijangkau pake jari.
- klip, menempelkan bagian yang dilem sampai kering lalu dicopot klipnya.
- kertas tentunya...hehe
Cubecraft
Seramnya Menjadi Kuli Bangunan

Cara Mengurus Perpanjangan STNK 5 Tahunan
pada artikel kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang memperpanjang STNK setiap 5 tahun sekali...
saya berdomosili di Kab.Bogor, jadi saya mengurus di kantor samsat Kab.Bogor yang ada di Cibinong, awalnya saya ragu untuk mengurus sendiri karena menurut rumornya sangat ribet dan susah...tapi karena saya penasaran dan kebetulan sedang tidak ada jadwal kuliah saya coba untuk mengurus sendiri dan caranya cukup mudah bila anda sudah mengetahui langkah-langkahnya.... :)
kalau tidak salah ingat waktu itu saya datang ke kantor samsat sekitar jam 09:00 WIB, pertama saya datang ke fotocopyan untuk memfotokopi berkas-berkas yang diperlukan...
berkas yang diperlukan antara lain :
- BPKB (asli beserta fotokopi)
- STNK (asli beserta fotokopi)
- KTP pemilik kendaraan (asli beserta fotokopi)
setelah semua sudah difotokopi mas-masnya menawarkan untuk dirapikan, setelah saya bilang iya dengancekatan dia langsung merapikan berkas-berkas itu kedalam map, semua itu mengeluarkan biaya Rp5000,- . setalah itu saya sempat mengobrol dan bertanya langkah apa saja yang harus saya lakukan untuk memperpanjang STNK, awalnya agak bingung, tapi setelah saya banyak bertanya ke orang-orang yang sekiranya sudah tau saya pun mengerti. :)
lagkah-langkahnya adalah :
1. Ngegesek
2. Cek fisik
4. Ngambil formulir
5. Minta STP
6. Datang ke konter penelitian berkas
7. Menunguuuuuu
8. Bayar ke kasir
selanjutnya kita bayar ke loket...disana ada dua loket pembayaran...tenang...nanti sama petugasnya yang manggil disebutin kok kita harus bayar disebelah mana...setelah bayar dpt bukti pembayaran deh.............. :D
9. Menunggu lagiiiii
hoho :D, tenang.......kali ini menunggunya cuma sebentar kok.....paling cuma 15-30 menit saja....setelah itu dipanggil deh.........
10. STNK baruuuuu
nanti kita dapat STNK baru, Notice pajak tahunan baru, KTP asli pemilik, surat NoPol... :D
11. Plat NoPol (nomor polisi)
taraaaaaaaa.........bukan sulap bukan sihir, langsung jadi.....cepet juga yaaaa.... :D kalo cat belum kering ya tiup-tiup dulu aja dikiiit....hehehe
sebelum pergi diecek dulu, bener ga plat NoPolnya..... :) dalam proses ini diminta biaya Rp5000,-
intinya jangan malu bertanya.... mungkin jika kita sopan dan bertanya dengan benar maka petugas yang sedang sibuk pun mau menjawab, bahkan saya bertanya ke calo yang ada dan alhamdulillah dijawab, walaupun agak hyperbola sedikit....hehehe :D
Gajah vs Semut
kalo dari suit sih emang bener..gajah kalah sama semut...hehehe :D kayak anak SD aja suit-suitan ;D
tapi ternyata permainan adek-adek kita waktu SD ini ada benarnya lho......
Aneh memang, tapi ini memang benar adanya, masyarakat afrika menggunakan semut sebagai penjaga pohon-pohon mereka dari serangan para gajah yang lapar.
Profesor Todd Palmer, dari Universitas Florida, AS, yang turut berperan dalam riset ini mengatakan, "Ini benar-benar kisah David dan Goliath, di mana semut yang sangat kecil mampu menghadapi seekor herbivora raksasa, melindungi pepohonan dan memiliki dampak besar bagi ekosistem tempat hidup mereka."
"Kawanan semut yang masing-masing beratnya sekitar lima miligram dapat melindungi pohon dari hewan-hewan yang beratnya satu milyar kali lebih besar."
Para peneliti pun terus melakukan uji coba, dan saat ini para peneliti tertuju pada salah satu jenis pohon akasia (Acacia Drepanolobium), sangat jarang diganggu oleh gajah.
"Kami berpikir, ini benar-benar menarik karena kami seringkali menemukan gajah memakan pohon jenis lain yang tidak dikerumini semut," ujar Prof Palmer.
Para ilmuwan telah melakukan uji coba, di mana kerumunan semut dibersihkan dari sejumlah pohon. Mereka juga menebarkan kerumunan semut ke salah satu pohon akasia jenis A Mellifera yang disukai gajah.
"Ketika pada salah satu jenis pohon terdapat kerumunan semut, gajah akan menghindari pohon-pohon itu seperti anak kecil menghindari brokoli," ujar Prof Palmer.
Tertulis dalam jurnal Current Biology, para peneliti mengatakan kelemahan gajah Achilles adalah belalainya. Meskipun secara permukaan terlihat tangguh, sebenarnya ujung saraf belelai gajah sangat sensitif.
"Tampaknya gajah takut semut berkerumun pada belelainya, dan saya tidak dapat menyalahkan mereka," ujar Prof Palmer.
Gajah nampaknya selalu mewaspadai kehadiran semut, lewat bau mereka, ujar para ilmuwan.
Belalai Gajah memang sangat luar biasa, dalam sekali kibasan belalai tersebut mampu menumbangkan pohon yang cukup besar, dan dalam jarak bermil-mil Gajah mampu mencium bau air dan juga sumber makanan namun dibalik kemampuan hebatnya belalai tersebut sangat sensitif dibagian dalamnya, dan semut dapat masuk dan membuat sang gajah kurang nyaman bahkan merasakan sakit, oleh sebab itulah gajah takut kepada semut.
Sumber : http://forum.viva.co.id/aneh-dan-lucu/111635-ternyata-gajah-takut-pada-semut.html
Hubungan Antara Masyarat Desa Dan Perkotaan
1. Masyarakat Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif.
1.1. Pengertian masyarakat.
Sebelum kita bahas lebih jauh masalah tentang masyarakat, sebaiknya kita tinjau dahulu definisi tentang masyarakat.
Mengenai pengertian masyarakat saya akan mengemukakan beberapa definisi masyarakat dari para sarjana, diantaranya :
R. Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini depat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan social dengan batas-batas tertentu.
M.J. Herskovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti cara hidup tertentu.
S.R. Steinmentz : masyarakat adalah kelompok manusia pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hubungan erat dan teratur
1.2. Syarat-syarat menjadi masyarakat.
Mengingat definisi-definisi tentang masyarakat yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
1.3. Menjelaskan pengertian masyarakat perkotaan.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
1.4. 2 tipe masyarakat.
1.4.1. Masyarakat Paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain.
1.4.2. Masyarakat Merdeka, yang terbagi dalam :
Masyarakat Nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yang bertalian dengan hubungan darah atau keturunan.
Masyarakat Kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya.
1.5. Ciri-ciri masyarakat kota.
Ada beberapa cirri yang menonjol pada masyarakat kota, diantaranya :
1.5.1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
1.5.2. Orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
1.5.3. Pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
1.5.4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
1.5.5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.
1.5.6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
1.5.7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
1.6. Perbedaan antara desa dan kota.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan atara mayarakat desa atau kota, cirri-ciri tersebut antara lain :
1.6.1. Jumlah dan kepadatan penduduk
1.6.2. Lingkungan hidup
1.6.3. Mata pencaharian
1.6.4. Corak kehidupan sosial
1.6.5. Stratifikasi sosial
1.6.6. Mobilitas sosial
1.6.7. Pola interaksi sosial
1.6.8. Solidaritas sosial
1.6.9. Kedudukan dalam hierarki administrasi nasional.
2. Hubungan Desa dan Kota.
2.1. Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
3. Aspek Positif dan Negatif.
3.1. Aspek positif dan aspek negatif
Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana nyaman aman dan tentram, kota dihadakan pada keharusan berbagai fasilitas kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya, dengan kata lain kota harus berkembang.
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
3.1.1. Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
3.1.2. Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
3.1.3. Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
3.1.4. Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
3.1.5. Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
3.2. Fungsi external kota
Pemecahan masalah-masalah tersebut, hendaknya dituangkan dalam suatu kebijakan dasar yang dikaitkan dengan pengembangan wilayah dan interaksi kota dan sekitarnya secara berimbang dan hermonis. Untuk itu semua, maka fungsi dan tugas aperture pemerintah kota harusditingkatkan adalah :
3.2.1. Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
3.2.2. Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
3.2.3. Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
3.2.4. Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional. Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1) Menekan angka kelahiran.
2) Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota.
3) Membendung urbanisasi.
4) Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah.
5) Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar.
6) Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
4. Masyarakat Pedesaan.
4.1. Pengertian desa
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma mengemukakan sebagai berikut : Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
4.2. Ciri-ciri desa
Berikut adalah ciri-ciri desa :
4.2.1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
4.2.2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
4.2.3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
4.3. Ciri-ciri masyarakat pedesaan
Adapun yang menjadi ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut:
4.3.1. Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
4.3.2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft atau paguyuban).
4.3.3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
4.3.4. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
4.4. Macam-macam pekerjaan gotong royong
Mengenai macamnya pekerjaan gotong-royong (kerja bakti) itu ada dua macam, yaitu :
4.4.1. Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
4.4.2. Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
Kerjasama jenis pertama biasanya, sungguh-sungguh dirasakan kegunaannya bagi mereka, sedang jenis kedua biasanya sering kurang dipahami kegunaannya.
4.5. Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tenang, damai, harmonis yaitu kota yang adem ayem. Sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian, dan keruwetan.
Maka tidak jarang orang yang melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut untuk pergi ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan, tetapi sebenarnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah bawaan dari masyarakat tersebut yang dikemukakan oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat paguyuban. Jadi paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang – orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan sebutan julukan masyarakat yang adem ayem.
4.6. Macam-macam gejala masyarakat pedesaan
Gejala yang ada di masyarakat pedesaaan Antara lain:
4.6.1. Konflik: ramalan orang kota bahwa pedesaan itu adalah masyarakat yang tenang dan harmonis ternyata salah sebab yang benar di dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan ketegangan. Karena mereka yang setiap hari selalu berdekatan dengan tetangganya secara terus-menerus dan hal ini menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering terjadi.
4.6.2. Kontravensi: pertentangan ini dapat disebabkan karena perubahan konsep-konsep kebudayaan, psikologi atau hubungannya dengan guna-guna dan biasanya para ahli hukum adat biasanya meneinjau masalah kontravensi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
4.6.3. Kompetisi: sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusi-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu persaingan itu bisa positif dan juga bisa negatif.
4.6.4. Kegiatan pada masyarakat pedesaan: masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yag dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi apabila orange berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.
4.7. Sistem budaya petani Indonesia
Para ahli disinyalir bahwa dikalangan petani pedesaan ada suatu cara berfikir dan mentalitas yang hidup dan bersifat religio-magis. Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain adalah:
4.6.1. Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidup itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan sembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa. Bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
4.6.2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
4.6.3. Mereka berorientasi pada masa sekarang, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4.6.4. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya meruakan sesuatu yang harus wajib diterima. Mereka cukup dengan menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
4.6.5. Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
4.8. Unsur-unsur desa
4.8.1. Unsur Lokasi
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta penggunaanya, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat merupakan Unsur Lokasi desa
4.8.2. Unsur Penduduk
Meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
4.8.3. Unsur Tata Kehidupan
Meliputi Pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
4.8.4. Unsur Letak
Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau pusat keramaian. Namun desa-desa pada perbatasan kota mempunyai kemampuan berkembang yang lebih banyak dari pada desa-desa dipedalaman. Unsur Letak menentukan besar kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah lainnya. Desa yang terletak jauh dari batasan kota mempunyai tanah-tanah pertanian yang luas. Ini disebabkan karena penggunaan tanahnya lebih banyak dititikberatkan pada tanaman pokok dan beberapa tanaman perdagangan daripada gedung-gedung atau perumahan.
Unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan hidup atau Living Unit
4.9. Fungsi desa
4.9.1. Desa sebagai HINTERLAND/Daerah Dukung
Dalam hubungannya dengan kota, maka desa berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, dll.
4.9.2. Desa sebagai RAW MATERIAL & MAN POWER
Dari sudut potensi ekonomi desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (RAW MATERIAL) dan tenaga kerja (MAN POWER) yang tidak kecil artinya.
4.9.3. Dari segi kegiatan (OCCUPATION) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dsb. Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris dan beberapa sudah dapat pula menunjukan perkembangan-perkembangan yang baru yaitu dengan timbulnya industri-industri kecil di daerah pedesaan dan merupakan rural industries
Menurut Sutopo Yuwono salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan meruakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Oleh karena itu perana masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital.
5. Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan.
5.1. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
5.1.1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
5.1.2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
5.1.3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
5.1.4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu send5.1.1. sendiri.
Daftar pustaka
PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT. (Tugas ke 5)
1. Pelapisan Sosial
1.1. Pengertian pelapisan social
1.2. Terjadinya pelapisan sosial
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
1.3. Perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat
Kesamaan derajat terjadi karena adanya perbedaan kemampuan yang terjadi dalam bermasyarakat. Oleh sebabitu munculah lapisan-lapisan yang dapat menyatukan hal yang awalnya berbeda kemudian menjadi satu, hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang 1945 tentang hak asasi manusia.
1.4. Beberapa teori tentang pelapisan sosial
2. Kesamaan Derajat
2.1. Pengertian kesamaan derajat
2.2. Pasal-pasal di dalam UUD45 tentang persamaan hak
2.3. 4 pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum pada UUD 45
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah sebagai berikut :
Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimiliki oleh warga negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan sekali daripada sistem perumusan “Human Rights” itu secara Barat, hanya menyebutkan hak tanpa ada kewajiban di sampingnya.
Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.