Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Unsur – Unsur Yang Ada Di Pandangan Hidup



1.    Cita-cita.
Adalah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan. Untuk mencapai cita-cita tergantung tiga faktor:
1.1.   Faktor manusia       : yang ditentukan oleh kualitas manusianya.
1.2.   Faktor kondisi         : mempengaruhi tercapainya cita-cita yang umumnya disebut faktor yang menguntungkan / memperlancar dan menghambat.
1.3.   Faktor tingginya cita-cita.

2.    Kebajikan.
Perbuatan yang mendatangkan kebaikan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika atau moral.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri dari jiwa dan badan, menurut kodratnya
Manusia itu baik, mahkluk bermoral, mahkluk sosial, makluk tuhan, diciptaka tuhan dan dapat berkembang karena tuhan. Sebagai mahklluk pribadi, manusia dapat menentukan mana yang baik dan buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati.

3.    Usaha / Perjuangan.
Adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita, kerja keras dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani atau bahkan kedua-duanya.
Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia, sedangkan pemalas dapat menjadi manusia miskin. Dalam agama manapun diperintahkan untuk kerja keras seperti hadist yang diucapkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. yang ditujukan pada pengikitnya, “bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu sekan-akan kamu akan mati besok.”
Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11 “seseungguhnya Allah tidak mengubah suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan mereka sendiri.”
Dari hadist dan firman diatas maka disimpulka bahwa manusia wajib bekerja keras untuk memperbaiki nasibnya.

4.    Keyakinan dan Kepercayaan.
menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari dari akal atau kekuasaan Tuhan, ada tiga aliran filsafat, yaitu :
4.1.   Aliran naturalisme
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari tuhan. Manusia adalah ciptaan tuhan karena itu manusia mengabdi kepada tuhan melaliu ajaran-ajaran agama.

4.2.   Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika atau akal (kalbu yang berpusat dihati) “hati nurani” maa keyakinan manusia itu bermula dari akal.

4.3.   Aliran gabungan
Dasar aliranini adalah kekuatan gaib yang berasal dari tuhan sebagai dasar keyakinan, sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa atau hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme- religius, kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan menurut logika berpikir dan dapat diteria hati nurani, semua itu berkat karunia tuhan.


sumber:
- modul IBD (Ilmu Budaya Dasar)
-Drs. Joko Tri Prasetya, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar, MKDU, Edisi Baru. Jakarta. penerbit Rineka Cipta. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Arti Pandangan Hidup Dari Pandangan Hidup Itu Sendiri



Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup ada 3 macam, yaitu :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2.    Pandangan hidup yang berupa ideologi, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara.
3.    Pandangan hidup brdasarkan renungan, yaitu pandangan hidp yang relatif kebenarannya.
Kalau ada orang yang punya prinsip bahwa kalau merasa dingin di waktu malam ataupun dipegunungan, jangan dirasakan sangat menekan dan jangan diusahakan melawan dengan selimut, tetapi tenankan jalur urat-urat anda agar tidak terasa dingin.
hal itu bukanlah sebuah pandangan hidup (princeple) atau way of life, hal itu hanya satu diantara petunjuk-petunjuk melawan dingin atau tentang kesegaran jasmani.
Pandangan hidup berupa sesuatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan atau formula, tetapi juga tak dapat dinyatakan dengan rumusan, tentu karena berbagai sebab, diantaranya adalah:
1.    Sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
2.    Menyadari bahwa mungkin manusia dapat berbuat atau bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang diktakan.
3.    Khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang dibimbing.
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani. Itu berguna bagi perorangan, kelompok atau masyarakat, bahkan negara. Semua perbuatan, tingkah laku antara aturan-aturan bagi negara dan juga undang-undang serta peraturan-peraturan harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang sudah dirumus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang sudah dirumuskan.
Mereka menyadari namun ada juga yang tidak menyadari bahwa dalam menjalankan atau melaksanakan individual maupun kelompok sosial membutuhkan garis cita-cita dan tujuan akhir yang bernama pegangan, landasan atau dasar hidup sebagai pengarah atau pembimbing ke arah tujuan.
Pandangan hidup adalah juga filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah bentuk kebenaran yang akan dicapai adalah kebenaran yang dapat diterima siapa saja. Pandangan hidup dimiliki oleh semua orang atau golongan. Maka penggolongan yang paling ringan adalah pandangan berdasarkan :
1.    Beragama, beriman.
2.    Tidak beragama tetapi mengikiti garis ajaran satu atau lebih dari agama yang ada.
3.    Materialistik dan sekuler.


sumber:
- modul IBD (Ilmu Budaya Dasar)
-Drs. Joko Tri Prasetya, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar, MKDU, Edisi Baru. Jakarta. penerbit Rineka Cipta. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Definisi Kebudayaan dan tujuan Ilmu Budaya Dasar




1.   Pengertian kebudayaan
Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Ingris) = tsaqafah (bahasa Arab), berasal dari perkataan latin : ‘colere’ yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama tanah atau bertani, dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai ‘segala daya dan aktifitas manusia untuk mengelola dan mengubah alam’.
Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta ‘buddhayah’, yaitu bentuk jamak dari ‘budhi’ yang berarti budi atau akal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya merupakan suatu perkembangan dari kata majemuk ‘budidaya’, yang berarti daya dan budi. Karena itu dibedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa. Ddan kebudayaan adalah hasil dar cipta, karsa, dan rasa tersebut.
Mengenai definisi ‘kebudayaan’, telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidaknya menyusun definisinya. Berikut menurut beberapa ahli:
E.B. Taylor (buku: Primitive Culture) , Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pegetahuan, kepercayaan, moral, kesenian, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
R. Linton (buku : the Cultural background of personality) , kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyaakat tertentu.
C. Kluckhohn dan W.H. Kelly mencoba merumuskan definisi tentang kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan ahli-ahli antropologi, ahli hukum, ahli psikologi, ahli sejarah, filsafat, dan lain-lain. Rumusan itu berbunyi bahwa : kebudayaan adalah pola untuk untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang exsplisit, implisit, rasional, irasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tigkah laku manusia.
Selain definisi-definisi di atas, masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana-sarjana Indonesia, diantaranya adalah:
Sutan Takdir Alisyahbana, Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa.
Dr. Moh. Hatta,  Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
Mangunsarkoro, Kebudayaan adalahs egala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
Haji Agus Salim, Kebudayaan adalah persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Drs. Sidi Gazalba, Kebudayaan adalah cara berpikir dan merasa yang menyatakan diri dalam dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia, yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu.
Definisi-definisi diatas terlihat berbeda-beda, namun sebenarnya prinsipnya sama, yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia. Kesimpulannya adalah : Kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.

2.   Tujuan Ilmu Budaya Dasar

Menurut M.Habib Mustopo, tujuan IBD adalah mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pikirannya, baik yang menyangkut diri sendiri maupun yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya.
Untuk menjangkau tujuan tersebut, maka IBD diharapkan dapat :
1)    Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap linkungn budaya, sehingga mereka akan lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2)    Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3)    Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jauh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotaan disiplin yang ketat.
4)    Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi kita agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi.
Sebagai kesimpulan setelah mahasiswa menerima mata kuliah IBD dengan baik hendaknya memperlihatkan :
1)    Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apaa yang terjadi di sekitarnya dan di liar ligkungannya, menelaah apa yang dikerjakan sndiri dan mengapa.
2)    Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
3)    Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka akan nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
4)    Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakan sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.


sumber:
- modul IBD (Ilmu Budaya Dasar)
-Drs. Joko Tri Prasetya, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar, MKDU, Edisi Baru. Jakarta. penerbit Rineka Cipta. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Terjadinya Perubahan Kebudayaan



Berubahnya adat atau kebiasaan pada suatu masyarakat sangat mungkin terjadi, baik secara sebagian ataupun perubahan secara total. Hal itu tergantung keterbukaan dari masyarakat tersebut.
Terjadinya gerak atau perubahan ini disebabkan oleh 2 hal, yaitu :
1.    Berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan itu sendiri, misalnya karena perubahan jumlah penduduk dan komposisi penduduk.
2.    Berasal dari perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung lebih cepat berubah.
Datangnya kebudayaan baru didalam suatu masyarakat belum tentu diterima begitu saja oleh masyarakat yang ada, hal itu tergatung dari berbagai faktor yang ada, faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru, diantanya :
1.    Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.    Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaa ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhn pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran berdasarkan ajaran agama yang berlaku.
3.    Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.    Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimabya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

sumber:
- modul IBD (Ilmu Budaya Dasar)
-Drs. Joko Tri Prasetya, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar, MKDU, Edisi Baru. Jakarta. penerbit Rineka Cipta. 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS