1. Pertumbuhan individu
1.1.
Pertumbuhan
individu
Individu merupakan unit terkecil
pembentuk masyarakat. Dalam ilmu
sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat
yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu,
dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok
sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih
kecil.
Pada
dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri
yang berbeda. Individu yang
saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang
sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
pertumbuhan
sendiri memiliki pengertian perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang
dan keseimbangan metabolisme, singkatnya, proses pertumbuhan fisiologis yang
bersifat terus menerus dan progresif.
2. Fungsi Keluarga
2.1.
fungsi keluarga
Keluarga berasal dari
bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti
"ras" dan warga yang berarti "anggota".Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal dibawah satu atap dengan saling ketergantungan antara
satu dengan yang lainnya.Semua anggota keluarga mempunyai tugas dan
peranannya masing-masing. Ayah sebagai kepala keluarga, seorang yang bertugas
mencari nafkah, serta melindungi anak dan istrinya.Ibu berperan dalam mengurus
rumah tangga, serta mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan bisa juga mencari
nafkah tambahan bagi keluarga.Sedangkan anak bertugas untuk berbakti dan
menghormati kedua orangtua.
Keluarga mempunyai banyak fungsi
penting dalam kehidupan masyarakat, berikut adalah fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam
Setiawati & Santun, 2008),
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b) Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d) Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
3. Individu, keluarga dan masyarakat
Individu berasal dari kata
latin, ”individuum” artinya, yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan
yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecildan terbatas.Kata
individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Manusia
adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat
dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal dibawah satu atap dengan saling ketergantungan antara
satu dengan yang lainnya.
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu masyarakat, dapat
digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat
modern).
a. Masyarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian dalam bentuk lain tidak terungkap dengan jelas, sejalan dengan pola kehidupan dan pola perekonomian masyarakat primitif atau belum sedemikian rupa seperti pada masyarakat maju.
b. Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
a) Masyarakat
non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)
a) Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
b) kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
b. Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas
masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.
Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas
tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di
perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja
dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum
industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin. Dengan demikian,
pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil.
4. Hubungan antara Individu keluarga dan masyarakat
4.1.
Makna Individu
Manusia sebagai
makhluk individu mengalami kegembiraan atau kecewa akan terpaut dengan jiwa
raganya. Tidak hanya dengan mata, telinga, tangan, kemauan, dan perasaan saja.
Dalam kegembiraannya manusia dapat mengagumi dan merasakan suatu keindahan,
karena ia mempunyai rasa keindahan, rasa estetis dalam individunya.
4.2.
Makna keluarga
makna masyarakat termasuk juga dengan pengertian dari
masyarakat tersebut yaitu merupakan istilah yang digunakan untuk
menerangkan komuniti manusia yang tinggal
bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan
perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi pelaksanaan, ia bermaksud
sesuatu yang dibuat - atau tidak dibuat - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan
subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
4.3.
Makna masyarakat
Makna
keluarga termasuk juga dengan pengertian keluarga yg saya ketahui seperti
betikut yang terdiri
dari Ayah, ibu dan anak serta bebarapa orang lain yang masih terikat dalam
hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.
4.4.
Hubungan antara
individu, keluarga, dan masysakat
4.4.1.
Hubungan individu dengan dirinya sendiri
Hubungan
individu dengan diri sendiri terdapat 3 sistem kepribadian, yaitu ID ( ES ),
EGO dan SUPER EGO. Jika EGO gagal menjaga keseimbangan antara dorongan dari ID
dan larangan dari SUPER EGO maka individu akan mengalami konflik batin terus –
menerus.
4.4.2.
Hubungan individu dengan keluarga
Hubungan
individu dengan keluarga terdiri dari hubungan biologis, psikologis dan social.
4.4.3.
Hubungan individu dengan lembaga
Hubungan
individu dengan lembaga terdiri dari nilai – nilai dan norma – norma.
4.4.4.
Hubungan individu dengan komunitas
Hubungan
individu dengan komunitas atau sosialisasi terdiri dari penyebaran nilai dan
budaya.
4.4.5.
Hubungan individu dengan masyarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat sebagai lingkungan makro terdiri dari sifat – sifat
makro ( mencakup komunitas, keluarga, lembaga dan individu ), lebih bersifat
abstraksi.
4.4.6.
Hubungan individu dengan nasion atau jiwanya
Nasion
adalah suatu jiwa, asas spiritual dan solidaritas yang terbentuk oleh perasaan.
Hubungan individu dan nasionnya itu sendiri merupakan posisi dan peranan yang
ada pada diri sendiri.
5. Urbanisasi
5.1.
Pengertian
urbanisasi
Urbanisasi (migrasi dari desa kekota)
walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi
penduduk secara keseluruhan. Sebagai akibat penduduk yang rata-rata masih muda
tersebut memungkinkan pertumbuhan penduduk semakin pesat di kota.
5.2.
Proses terjadinya
urbanisasi
Pertama,
pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa
meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah
dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi
yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki
tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang
sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40
persen saja.
Kedua,
terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali
atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate,
yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada
suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat
primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya
data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
Adapun faktor-faktor pendorong urbanisasi menurut Hammond (1979:
70)umumnya berjumlah delapan dengan urutan sebagai berikut :1.
a)
Kemajuan dalam bidang
pertanian. Adanya mekanisme di bidang pertanian yangmendorong dua hal:
tersedotnya sebagian tenaga kerja agraris ke kota untuk menjadi buruh
industri; bertambahnya hasi pertanian untuk menjamin kebutuhanpenduduk yang
hidupnya dari pertanian.
b)
Industrialisasi, karena
industri-industri tergantung kepada bahan mentah dansumber tenaga, maka
pabrik-pabrik didirikan di lokasi sekitar bahan mentah demimurahnya
pengelolaan.
c)
Potensi pasaran, dengan
berkembangnya industri ringan melahirkan kota-kota yangmenawarkan diri sebagai
pasaran hasil diteruskan kepada kawasan pedesaan. Kota-kota perdagangan
tersebut lalu menarik pekerja-pekerja baru dari pedesaan dandengan begitu kota
bertambah besar.
d)
Peningkatan kegiatan
pelayanan, dimana industri tersier dan kuarter tumbuh danmeningkatkan
perdagangan, taraf hidup dan memacu munculnya organisasiekonomi dan sosial.
e)
Kemajuan transportasi,
bersama kemajuan komunikasi ini didorong majunyamobilitas penduduk, khususnya
dari pedesaan ke kota-kota di dekatnya.
f)
Tarikan sosial dan kultural,
dimana di kota banyak hal yang menarik dalam halhiburan.
g)
Kemajuan pendidikan, tak
hanya sekolah-sekolah yang menarik kaum muda untuk pindah ke kota,juga
media massa yang menyadarkan masyarakat akan pentingnyapendidikan sebagai
sarana untuk sukses dalam usaha.
h)
Pertumbuhan penduduk
alami, disamping penduduk kota bertambah oleh masuknyaurbanisasi, angka
kelahiran di kota lebih tinggi dibanding di desa, ini akibatkemajuan di bidang
kesehatan.
sumber :
23 oktober
2012
0 komentar:
Posting Komentar